MAKALAH
VAS 203
TAMPONADE
JANTUNG
1. DINA
OKTAVIANA
2. ELOK
NUR INDAH S
3. IDA
NIHAYATUL AFIFA
4. NUR
WULANDARI
5. RISKY
MULYA
6. SRI
NUR YATI
7. WINDYA
NOOR VIKA
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHTAN PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PRODI S1 KEPERAWATAN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul " TAMPONADE JANTUNG " tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah.
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB
I : PENDAHULUAN
........... 1.1
Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
Tanda / Gejala Dari Tamponade Jantung................................... 2
2.2
Etiologi Daari Tamponade Jantung............................................ 3
2.3
Patofisiologi Dari Tamponade Jantung...................................... 3
2.4
Komplikasi Dari Tamponade Jantung........................................ 4
2.5
Pemeriksaan Penunjang Dari Tamponade Jantung..................... 4
2.6
Asuhan Keperawatan Dari Tamponade Jantung........................ 5
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 13
3.2 Saran.......................................................................................... 13
Daftar
Pustaka............................................................................................ 14
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jantung merupakan organ yang
berfungsi sebagai pompa muscular dengan fungsi ganda dan pengaturan diri secara
otomatis dan bagian-bagiannya bekerja sama untuk mengalirkan darah ke berbagai
bagian tubuh. Sisi kanan jantung menerima darah yang miskin akan oksigen dari
tubuh melalui vena cava superior dan vena cava inferior dan memompanya ke
paru-paru melalui truncus pulmonalis untuk oksigenisasi, sedangkan sisi kiri
menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru dan memeompanya ke dalam aorta
untuk disalurkan ke tubuh. Jantung berpetak 4 : atrium dekstrum dan atrium
sinistrum, serta ventrikulus dekster dan venytrikulus sinister.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Saja Tanda/ Gejala Dari Tamponade
Jantung?
2.
Apa Saja Etiologi Dari Tamponade Jantung?
3.
Apa Saja Patofisiologi Dari Tamponade
Jantung?
4.
Apa Saja Komplikasi Dari Tamponade
Jantung?
5.
Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Dari
Tamponade Jantung?
6.
Bagaimana Asuhan Keperawatan Dari
Tamponade Jantung?
1.3 TUJUAN
1.
Supaya Dapat Memahami Apa Saja Tanda/ Gejala
Tamponade Jantung.
2.
Supaya Dapat Memahami Apa Saja Etiologi
Dari Tamponade Jantung.
3.
Supaya Dapat Memahami Apa Saja
Patofisiologi Dari Tamponade Jantung.
4.
Supaya Dapat Memahami Apa Saja
Komplikasi Dari Tamponade Jantung.
5.
Supaya Dapat Memahami Bagaimana
Pemeriksaan Penunjang Dari Tamponade Jantung.
6.
Supaya Dapat Memahami Bagaimana Asuhan
Keperawatan Dari Tamponade Jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. TANDA DAN GEJALA
Tamponade jantung merupakan suatu
sindroma klinis akibat penumpukan cairan berlebihan di rongga perikard yang
menyebabkan penurunan pengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik
(Dharma, 2009 : 67)
Tamponade jantung merupakan kompresi akut pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraperikardial akibat pengumpulan darah atau cairan dalam pericardium dari rupture jantung, trauma tembus atau efusi yang progresif (Dorland, 2002 : 2174).
Tamponade jantung merupakan kompresi akut pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraperikardial akibat pengumpulan darah atau cairan dalam pericardium dari rupture jantung, trauma tembus atau efusi yang progresif (Dorland, 2002 : 2174).
Gejala yang muncul bergantung
kecepatan akumulasi cairan perikardium. Bila terjadi secara lambat dapat
memberi kesempatan mekanisme kompensasi seperti takikardi, peningkatan
resistensi vascular perifer dan peningkatan volume intravaskular. Bila cepat,
maka dalam beberapa menit bisa fatal.
Tamponade jantung akut biasanya disertai gejala peningkatan tekanan vena jugularis, pulsus paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik <100mmHg, dan bunyi jantung yang melemah. Sedangkan pada yang kronis ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis, takikardi, dan pulsus paradoksus.
Keluhan dan gejala yang mungkin ada yaitu adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada atau yang diperkirakan menembus jantung, gelisah, pucat, keringat dingin, peninggian vena jugularis, pekak jantung melebar, suara jantung redup dan pulsus paradoksus. Trias classic beck berupa distensis vena leher, bunyi jantung melemah dan hipotensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade. (Mansjoer, dkk. 2000: 298).
Tamponade jantung akut biasanya disertai gejala peningkatan tekanan vena jugularis, pulsus paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik <100mmHg, dan bunyi jantung yang melemah. Sedangkan pada yang kronis ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis, takikardi, dan pulsus paradoksus.
Keluhan dan gejala yang mungkin ada yaitu adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada atau yang diperkirakan menembus jantung, gelisah, pucat, keringat dingin, peninggian vena jugularis, pekak jantung melebar, suara jantung redup dan pulsus paradoksus. Trias classic beck berupa distensis vena leher, bunyi jantung melemah dan hipotensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade. (Mansjoer, dkk. 2000: 298).
2.2
ETIOLOGI
Etiologinya bermacam-macam yang
paling banyak maligna, perikarditis, uremia dan trauma (ENA, 2000: 128).
Tamponade jantung bisa disebabkan karena neoplasma, perikarditis, uremia dan perdarahan ke dalam ruang pericardial akibat trauma, operasi, atau infeksi (Mansjoer, dkk. 2001 : 458).
Penyebab tersering adalah neoplasma, idiopatik dan uremia. Perdarahan intraperikard juga dapat terjadi akibat katerisasi jantung intervensi koroner, pemasangan pacu jantung, tuberculosis, dan penggunaan antikoagulan (Panggabean, 2006 : 1604).
Tamponade jantung bisa disebabkan karena neoplasma, perikarditis, uremia dan perdarahan ke dalam ruang pericardial akibat trauma, operasi, atau infeksi (Mansjoer, dkk. 2001 : 458).
Penyebab tersering adalah neoplasma, idiopatik dan uremia. Perdarahan intraperikard juga dapat terjadi akibat katerisasi jantung intervensi koroner, pemasangan pacu jantung, tuberculosis, dan penggunaan antikoagulan (Panggabean, 2006 : 1604).
2.3
PATOFISIOLOGI
Tamponade jantung terjadi bila
jumlah efusi pericardium menyebabkan hambatan serius aliran darah ke jantung (
gangguan diastolik ventrikel ). Penyebab tersering adalah neoplasma, dan uremi.
(Penggabean, 2006 : 364 ). Neoplasma menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel
secara abnorma pada otot jantung. Sehingga terjadi hiperplasia sel yang tidak
terkontrol, yang menyebabakan pembentukan massa (tumor). Hal ini yang dapat
mengakibatnya ruang pada kantong jantung (perikardium) terdesak sehingga
terjadi pergesekan antara kantong jantung (perikardium) dengan lapisan paling
luar jantung (epikardium). Pergesekan ini dapat menyebabkan terjadinya
peradangan pada perikarditis sehingga terjadi penumpukan cairan pada
pericardium yang dapat menyebakan tamponade jantung. Uremia juga dapat
menyebabkan tamponade jantung (Price, 2005 : 954). Dimana orang yang mengalami
uremia, di dalam darahnya terdapat toksik metabolik yang dapat menyebabkan
inflamasi (dalam hal ini inflamasi terjadi pada perikardium).
Selain itu , tamponade jantung juga dapat disebabkan akibat trauma tumpul/ tembus. Jika trauma ini mengenai ruang perikardium akan terjadi perdarahan sehingga darah banyak terkumpul di ruang perikardium. Hal ini mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi cairan tersebut.
Selain itu , tamponade jantung juga dapat disebabkan akibat trauma tumpul/ tembus. Jika trauma ini mengenai ruang perikardium akan terjadi perdarahan sehingga darah banyak terkumpul di ruang perikardium. Hal ini mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi cairan tersebut.
2.4
KOMPLIKASI
1. Gagal jantung
2.
Syok kardiogenik
3.
Henti jantung
4. Nyeri dada berulang-ulang
2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Analisis Doppler terhadap tanda morfologi
jantung dapat membantu dalam menegakkan keakuratan diagnosa klinis dan
mendukung pemeriksaan laboratorium dari pola hemodinamik pada tamponade.
(Nichols, 2006 : 257)
Selain itu pemeriksaan diagnostik lainnya dapat berupa :
a. Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
b. EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang berkurang pada setiap gelombang berikutnya
c. Echocardiografi adanya efusi pleura.
(Mansjoer, A., dkk. 2000: 298).
Menurut Braunwald (2001 : 167) hasil pemeriksaan Echocardiografi pada tamponade jantung menunjukkan :
1. Kolaps diastole pada atrium kanan
2. Kolaps diastole pada ventrikel kanan
3. Kolaps pada atrium kiri
4. Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan terjadi penurunan pemasukan dari aliran katup mitral > 15 %
5. Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan pemasukan dari ventrikel kiri
6. Penurunan pemasukan dari katup mitral .
7. Pseudo hipertropi dari ventrikel kiri
(Nichols, 2006 : 257)
Selain itu pemeriksaan diagnostik lainnya dapat berupa :
a. Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
b. EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang berkurang pada setiap gelombang berikutnya
c. Echocardiografi adanya efusi pleura.
(Mansjoer, A., dkk. 2000: 298).
Menurut Braunwald (2001 : 167) hasil pemeriksaan Echocardiografi pada tamponade jantung menunjukkan :
1. Kolaps diastole pada atrium kanan
2. Kolaps diastole pada ventrikel kanan
3. Kolaps pada atrium kiri
4. Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan terjadi penurunan pemasukan dari aliran katup mitral > 15 %
5. Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan pemasukan dari ventrikel kiri
6. Penurunan pemasukan dari katup mitral .
7. Pseudo hipertropi dari ventrikel kiri
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TAMPONADE JANTUNG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TAMPONADE JANTUNG
3.1 PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN PRIMER
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn “P”
b. Tempat Tanggal Lahir : Kediri, 2 Desember 1959
c. Umur : 55 Tahun
d. Jenis Kelamin : Laki-Laki
e. Alamat : Ds. Klutok, Kec. Kunjang, Kab. Kediri
f. Agama : Islam
g.Suku/ Bangsa : Jawa Timur- Indonesia
h.Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 April 2014 (14.00)
i. Tanggal Pengkajian : 5 April 2014 (08.00)
j. Pekerjaan : Manager Perusahaan
k. Status Perkawinan : Sudah Menikah
l. Diagnosa Medis : Tamponade Jantung
m. Sumbeer Informasi : Pasien Dan Keluarga Pasien
a. Nama : Tn “P”
b. Tempat Tanggal Lahir : Kediri, 2 Desember 1959
c. Umur : 55 Tahun
d. Jenis Kelamin : Laki-Laki
e. Alamat : Ds. Klutok, Kec. Kunjang, Kab. Kediri
f. Agama : Islam
g.Suku/ Bangsa : Jawa Timur- Indonesia
h.Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 April 2014 (14.00)
i. Tanggal Pengkajian : 5 April 2014 (08.00)
j. Pekerjaan : Manager Perusahaan
k. Status Perkawinan : Sudah Menikah
l. Diagnosa Medis : Tamponade Jantung
m. Sumbeer Informasi : Pasien Dan Keluarga Pasien
2. Identitas
Penanggung Jawab
a. Nama : Ny”T”
b. Tempat Tanggal Lahir : Kediri , 5 Juli 1960
c. Umur : 54 Tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Alamat : Ds. Klutok, Kec. Kunjang, Kab. Kediri
f. Agama : Islam
g.Suku/ Bangsa : Jawa Timur- Indonesia
h. Pendidikan : Sarjana
i. Hubungan Dengan Pasien : Istri Pasien
a. Nama : Ny”T”
b. Tempat Tanggal Lahir : Kediri , 5 Juli 1960
c. Umur : 54 Tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Alamat : Ds. Klutok, Kec. Kunjang, Kab. Kediri
f. Agama : Islam
g.Suku/ Bangsa : Jawa Timur- Indonesia
h. Pendidikan : Sarjana
i. Hubungan Dengan Pasien : Istri Pasien
3. Data Subyektif
A. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher punggung atau perut.
b. Perbaikan pada lesi jantung.
c. Dispnea
d.Cemas
e. Nyeri dada
f. Lemah
A. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher punggung atau perut.
b. Perbaikan pada lesi jantung.
c. Dispnea
d.Cemas
e. Nyeri dada
f. Lemah
B. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit jantung
b. Penyakit infeksi dan neoplastik.
c. Penyakit ginjal
4.Data Obyektif
1). Airway
Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala.
2). Breathing
a.Takipnea
b. Tanda Kusmaul : peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas spontan
3). Circulation
a. takikardi,
b. peningkatan volume vena intravaskular.
c. pulsus paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik <100mmHg,
d. pericardial friction rub,
e. pekak jantung melebar,
f. Trias classic beck berupa :
1.distensis vena leher,
2. bunyi jantung melemah / redup dan
3. hipotensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade.
g.tekanan nadi terbatas,
h. kulit lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis.
4). Disability
Penurunan tingakat kesadaran.
a. Penyakit jantung
b. Penyakit infeksi dan neoplastik.
c. Penyakit ginjal
4.Data Obyektif
1). Airway
Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala.
2). Breathing
a.Takipnea
b. Tanda Kusmaul : peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas spontan
3). Circulation
a. takikardi,
b. peningkatan volume vena intravaskular.
c. pulsus paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik <100mmHg,
d. pericardial friction rub,
e. pekak jantung melebar,
f. Trias classic beck berupa :
1.distensis vena leher,
2. bunyi jantung melemah / redup dan
3. hipotensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade.
g.tekanan nadi terbatas,
h. kulit lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis.
4). Disability
Penurunan tingakat kesadaran.
B.PENGKAJIAN SEKUNDER
1). Exposure
Adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada.
2). Five Intervensi
a. Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
b.EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang berkurang pada setiap gelombang berikutnya
c. Echocardiografi adanya efusi pleura.
Hasil pemeriksaan Echocardiografi pada tamponade jantung menunjukkan :
1. Kolaps diastole pada atrium kanan
2. Kolaps diastole pada ventrikel kanan
3. Kolaps pada atrium kiri
4. Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan terjadi penurunan pemasukan dari aliran katup mitral > 15 %
5. Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan pemasukan dari ventrikel kiri
6. Penurunan pemasukan dari katup mitral .
7. Pseudo hipertropi dari ventrikel kiri
Adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada.
2). Five Intervensi
a. Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
b.EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang berkurang pada setiap gelombang berikutnya
c. Echocardiografi adanya efusi pleura.
Hasil pemeriksaan Echocardiografi pada tamponade jantung menunjukkan :
1. Kolaps diastole pada atrium kanan
2. Kolaps diastole pada ventrikel kanan
3. Kolaps pada atrium kiri
4. Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan terjadi penurunan pemasukan dari aliran katup mitral > 15 %
5. Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan pemasukan dari ventrikel kiri
6. Penurunan pemasukan dari katup mitral .
7. Pseudo hipertropi dari ventrikel kiri
Pemeriksaan Doppler.
Analisis Doppler terhadap tanda morfologi jantung dapat membantu dalam menegakkan keakuratan diagnosa klinis dan mendukung pemerikasaan laboraturium dari pola hemodinamik pada tamponade.
3). Give Comfort
Tidak terdapat tanda dan gejala
4). Head to Toe
a. Kepala dan wajah : pucat, bibir sianosis.
b.Leher : peninggian vena jugularis.
c. Dada : ada jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada, tanda kusmaul, takipnea, bunyi jantung melemah / redup dan pekak jantung melebar.
d. Abdomen dan pinggang : tidak ada tanda dan gejala.
e. Pelvis dan Perineum : tidak ada tanda dan gejala.
f. Ekstrimitas : pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis.
5). Inspeksi Back / Posterior Surface
Tidak ada tanda dan gejala.
Tidak terdapat tanda dan gejala
4). Head to Toe
a. Kepala dan wajah : pucat, bibir sianosis.
b.Leher : peninggian vena jugularis.
c. Dada : ada jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada, tanda kusmaul, takipnea, bunyi jantung melemah / redup dan pekak jantung melebar.
d. Abdomen dan pinggang : tidak ada tanda dan gejala.
e. Pelvis dan Perineum : tidak ada tanda dan gejala.
f. Ekstrimitas : pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis.
5). Inspeksi Back / Posterior Surface
Tidak ada tanda dan gejala.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda kusmaul.
b. Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan distensi vena jugularis, perubahan EKG, TD menurun, kulit dingin, pucat, jari tangan dan kaki sianosis,
c. Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal) tidak efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal, penurunan kesadaran, kulit pucat, sianosis, akral dingin.
3.3 RENCANA KEPERAWATAN
Dx 1 : Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda kusmaul.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 15 menit diharapkan pola nafas efektif dengan kriteria hasil :
1.Takipnea tidak ada
2.Tanda kusmaul tidak ada
3.TTV dalam rentang batas normal (RR : 16 – 20 X/ mnt).
No.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Pantau ketat tanda-tanda vital terutama frekuensi pernafasan Perubahan pola nafas dapat mempengaruhi tanda-tanda vital
2. Monitor isi pernafasan, pengembangan dada, keteraturan pernafasan, nafas bibir dan penggunaan otot bantu pernafasan Pengembangan dada dan penggunaan otot Bantu pernapasan mengindikasikan gangguan pola nafas
3. Berikan posisi semifowler jika tidak kontrainndikasi Mempermudah ekspansi paru
4. Ajarkan klien nafas dalam Dengan latihan nafas dalam dapat meningkatkan pemasukan oksigen
Kolaborasi
5.. Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat dapat menghindari resiko kerusakan jaringan
6. Berikan obat sesuai indikasi Medikasi yang tepat dapat mempengaruhi ventilasi pernapasan
Dx 2 :
Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan distensi vena jugularis, perubahan EKG, TD menurun, kulit dingin, pucat, jari tangan dan kaki sianosis,
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 10 menit diharapkan curah jantung ke seluruh tubuh adekuat dengan kriteria hasil :
1. TTV dalam batas normal (Nadi : 60-100 x/mnt, TD : 110-140 mmHg).
2. Nadi perifer teraba kuat
3. Suara jantung normal.
4. Sianosis dan pucat tidak ada.
5. Kulit teraba hangat
6. EKG normal
7. Distensi vena jugularis tidak ada.
No. Intervensi Rasional
Mandiri :
1. Monitor TTV berkelanjutan TTV merupakan indicator keadaan umum tubuh (jantung).
2. Auskultasi suara jantung, kaji frekuensi dan irama jantung. Perubahan suara, frekuensi dan irama jantung dapat mengindikasikan adanya penurunan curah jantung.
3. Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer. Curah jantung yang kurang mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi perifer.
4. Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat. Penurunan curah jantung menyebabkan aliran ke perifer menurun.
5. Kaji adanya distensi vena jugularis Tamponade jantung menghambat aliran balik vena sehingga terjadi distensi pada vena jugularis.
Kolaborasi :
6. Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat mencegah hipoksia.
7. Berikan cairan intravena sesuai indikasi atau untuk akses emergency. Mencegah terjadinya kekurangan cairan.
8. Periksa EKG, foto thorax, echocardiografi dan doppler sesuai indikasi. Pada tamponade jantung, terjadi abnormalitas irama jantung dan terdapat siluet pembesaran jantung.
9. Lakukan tindakan perikardiosintesis. Dengan perikardiosintesis cairan dalam ruang pericardium dapat keluar.
Dx 3 :
Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal) tidak efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal, penurunan kesadaran, kulit pucat, sianosis, akral dingin.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 15 menit diharapkan perfusi jaringan adekuat dengan kriteria hasil :
1. Nadi teraba kuat
2. TTV dalam batas normal (Nadi : 60-100 x/mnt, TD : 110-140 mmHg)
3. Tingkat kesadaran composmentis
4. Sianosis atau pucat tidak ada
5. Nadi teraba lemah, terdapat sianosis,
6. Akral teraba hangat
No. Intervensi Rasional
Mandiri :
1. Awasi tanda-tanda vital secara intensif
Perubahan tanda-tanda vital seperti takikardi akibat dari kompensasi jantung untuk memenuhi suplai O2.
2. Pantau adanya ketidakadekuatan perfusi (kulit : dingin dan pucat, sianosis) Menunjukkan adanya ketidakadekuatan perfusi jaringan
3. Pantau GCS
Penurunan perfusi terutama di otak dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesadaran
4. Anjurkan untuk bed rest/ istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen
Mandiri:
1. Pantau ketat tanda-tanda vital terutama frekuensi pernafasan Perubahan pola nafas dapat mempengaruhi tanda-tanda vital
2. Monitor isi pernafasan, pengembangan dada, keteraturan pernafasan, nafas bibir dan penggunaan otot bantu pernafasan Pengembangan dada dan penggunaan otot Bantu pernapasan mengindikasikan gangguan pola nafas
3. Berikan posisi semifowler jika tidak kontrainndikasi Mempermudah ekspansi paru
4. Ajarkan klien nafas dalam Dengan latihan nafas dalam dapat meningkatkan pemasukan oksigen
Kolaborasi
5.. Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat dapat menghindari resiko kerusakan jaringan
6. Berikan obat sesuai indikasi Medikasi yang tepat dapat mempengaruhi ventilasi pernapasan
Dx 2 :
Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan distensi vena jugularis, perubahan EKG, TD menurun, kulit dingin, pucat, jari tangan dan kaki sianosis,
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 10 menit diharapkan curah jantung ke seluruh tubuh adekuat dengan kriteria hasil :
1. TTV dalam batas normal (Nadi : 60-100 x/mnt, TD : 110-140 mmHg).
2. Nadi perifer teraba kuat
3. Suara jantung normal.
4. Sianosis dan pucat tidak ada.
5. Kulit teraba hangat
6. EKG normal
7. Distensi vena jugularis tidak ada.
No. Intervensi Rasional
Mandiri :
1. Monitor TTV berkelanjutan TTV merupakan indicator keadaan umum tubuh (jantung).
2. Auskultasi suara jantung, kaji frekuensi dan irama jantung. Perubahan suara, frekuensi dan irama jantung dapat mengindikasikan adanya penurunan curah jantung.
3. Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer. Curah jantung yang kurang mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi perifer.
4. Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat. Penurunan curah jantung menyebabkan aliran ke perifer menurun.
5. Kaji adanya distensi vena jugularis Tamponade jantung menghambat aliran balik vena sehingga terjadi distensi pada vena jugularis.
Kolaborasi :
6. Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat mencegah hipoksia.
7. Berikan cairan intravena sesuai indikasi atau untuk akses emergency. Mencegah terjadinya kekurangan cairan.
8. Periksa EKG, foto thorax, echocardiografi dan doppler sesuai indikasi. Pada tamponade jantung, terjadi abnormalitas irama jantung dan terdapat siluet pembesaran jantung.
9. Lakukan tindakan perikardiosintesis. Dengan perikardiosintesis cairan dalam ruang pericardium dapat keluar.
Dx 3 :
Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal) tidak efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal, penurunan kesadaran, kulit pucat, sianosis, akral dingin.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 15 menit diharapkan perfusi jaringan adekuat dengan kriteria hasil :
1. Nadi teraba kuat
2. TTV dalam batas normal (Nadi : 60-100 x/mnt, TD : 110-140 mmHg)
3. Tingkat kesadaran composmentis
4. Sianosis atau pucat tidak ada
5. Nadi teraba lemah, terdapat sianosis,
6. Akral teraba hangat
No. Intervensi Rasional
Mandiri :
1. Awasi tanda-tanda vital secara intensif
Perubahan tanda-tanda vital seperti takikardi akibat dari kompensasi jantung untuk memenuhi suplai O2.
2. Pantau adanya ketidakadekuatan perfusi (kulit : dingin dan pucat, sianosis) Menunjukkan adanya ketidakadekuatan perfusi jaringan
3. Pantau GCS
Penurunan perfusi terutama di otak dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesadaran
4. Anjurkan untuk bed rest/ istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen
3.4
IMPLEMENTASI
Tamponade
jantung adalah keadaan darurat medis. Sebaiknya, pasien harus dipantau di
unit perawatan intensif. Semua pasien harus menerima hal-hal berikut:
a. Jika nadi teraba, aspirasi jarum merupakan terapi awal
dan sering dapat menyelamatkan
nyawa.
1)
Aspirasi dilakukan dengan jarum spinal pendek ukuran
16-18 yang disambungkan dengan kunci tiga jalur (three way stopcock) dan
semprit 50 ml.
2)
Jarum ditusukkan sedikit disebelah kiri processus
xipideus dan di arahkan ke sefal dan ke kiri sampai darah dapat diaspirasi.
Kedalaman tusukan biasanya 3 sampai 4 cm. Tindakan ini hendaknya dilakukan
dengan pemantauan EKG, kecuali dalam keadaan sangat darurat. Sebuah klem
alligator digunakan sebagai sadapan (lead) EKG dan disambungkan kejarum,
kemudian terus dimajukan sampai dilihat arus cedera (current of injury) pada
monitor. Jarum yang sekarang menyentuh permukaan pericardium, kemudian sedikit
ditarik kembali ke ruang pericardium, dan cairan kembali.
3)
Kateret vena sentral dapat dipasang melalui jarum
tersebut dan dibiarkan ditempat yang memungkinkan tindakan aspirasi periodic
untuk mencegah pengumpulan cairan kembali.
b. Ekspansi volume dengan darah, plasma, dekstran, atau
larutan natrium klorida isotonik, yang diperlukan untuk mempertahankan volume
intravaskular cukup: Sagrista-Saauleda dkk mencatat peningkatan yang signifikan
dalam output jantung setelah ekspansi volume.
c. Istirahat di tempat tidur dengan ketinggian
kaki: ini dapat membantu meningkatkan kembali vena.
d. Obat inotropik (misalnya, Dobutamine): ini dapat
berguna karena mereka tidak meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik
sambil meningkatkan output jantung.
e. Positif-tekanan ventilasi mekanis harus dihindari
karena dapat menurunkan kembali pembuluh darah dan memperburuk tanda-tanda dan
gejala tamponade.
3.5
EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses
keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan
dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Tamponade
Jantung adalah: :
1. Nyeri hilang atau terkontrol.
1. Nyeri hilang atau terkontrol.
2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban
kerja jantung.
4. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
regimen pengobatan
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Tamponade jantung merupakan suatu sindroma
klinis akibat penumpukan cairan berlebihan di rongga perikard yang menyebabkan
penurunan pengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik (Dharma, 2009 : 67)
Tamponade jantung merupakan kompresi akut pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraperikardial akibat pengumpulan darah atau cairan dalam pericardium dari rupture jantung, trauma tembus atau efusi yang progresif (Dorland, 2002 : 2174).
Tamponade jantung merupakan kompresi akut pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraperikardial akibat pengumpulan darah atau cairan dalam pericardium dari rupture jantung, trauma tembus atau efusi yang progresif (Dorland, 2002 : 2174).
4.2 SARAN
Supaya mahasiswa dapat memahami
tentang tamponade jantung dan supaya mahasiswa dapat menjaga kesehatan jantung
dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi gangguan dengan jantung.
DAFTAR
PUSTAKA
Boswick, John A. 1997. Perawatan
Gawat Darurat. Jakarta : EGC.
Braunwald, Eugene. dkk. 2001. Essential Atlas of Heart Diseases. 2nd Ed. Philadelphia : Current Medicine.
Darma, Surya. 2009. Sistematika Interpretasi EKG Pedoman Praktis. Jakarta : EGC.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.
ENA. 2000. Emergency Nursing Core Curiculum. 5th Ed. USA : WB. Saunders Company.
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Jilid pertama. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Mansjoer, A., dkk. 2000 . Kapita Selekta Kedokteran.Jilid kedua. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Moore, Keith. L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
Nichols, David G. dkk. 2006. Critical Heart Disease in Infant and Children. Second Edition. USA : Elsevier.
Oman, K. S. 2000. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Terjemahan Andry hartono. 2008. Jakarta : EGC.
Panggabean M. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Price, S. A. 2000. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Vol. 2. Edisi 6. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 : Definisi & Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.
Smeltzer,C.S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC
Braunwald, Eugene. dkk. 2001. Essential Atlas of Heart Diseases. 2nd Ed. Philadelphia : Current Medicine.
Darma, Surya. 2009. Sistematika Interpretasi EKG Pedoman Praktis. Jakarta : EGC.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.
ENA. 2000. Emergency Nursing Core Curiculum. 5th Ed. USA : WB. Saunders Company.
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Jilid pertama. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Mansjoer, A., dkk. 2000 . Kapita Selekta Kedokteran.Jilid kedua. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Moore, Keith. L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
Nichols, David G. dkk. 2006. Critical Heart Disease in Infant and Children. Second Edition. USA : Elsevier.
Oman, K. S. 2000. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Terjemahan Andry hartono. 2008. Jakarta : EGC.
Panggabean M. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Price, S. A. 2000. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Vol. 2. Edisi 6. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 : Definisi & Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.
Smeltzer,C.S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC